Berawal dari calling-an teman untuk ajakan jalan-jalan… Traveling sambil sharing ilmu fotografi ke beberapa daerah di wilayah Kebumen, Jawa Tengah.
Wuiiihhh… Mantap bener sooob… Sambil jalan-jalan traveling bisa saling berbagi ilmu dengan pemuda warga Kebumen dan sekitarnya, demi memajukan promosi daerah wisata disana. Dan juga, insyaaAllah pahala ngalir lancar juga hehe…
Tanpa banyak kata lagi, gue langsung bilang: OK Bro! Langkah pertama, cek dompet (walau agak puyeng bentar, kok kempes gini yak), terus hubungin agen perjalanan via mobile phone dan langsung klik bayar (makin tipis ni dompet hehe).
Perjalanan dimulai dari Stasiun KA Pasar Senen Jakarta menuju stasiun kereta Kroya. Perjalanan melalui kereta memakan waktu sekitar 5 sampai 6 jam. Di stasiun Kroya kami masih menunggu beberapa teman lagi untuk melanjutkan perjalanan sekitar 2 jam menggunakan mobil menuju Desa Wisata Jatijajar.
Sesampainya di Desa Wisata Jatijajar, kami langsung menuju homestay tempat kami bermalam. Sudah hampir gelap saat kami tiba di homestay tersebut. Akhirnya setelah bersih-bersih badan, kami semua diundang untuk makan malam di pusat komunitas di Desa Wisata Jatijajar tersebut.
Di pusat komunitas tersebut terdapat beberapa anak muda sekitar umuran SMP sedang berkumpul dalam sebuah bangunan joglo kecil. Dan dengan giatnya mereka belajar bahasa Inggris dipimpin oleh seorang guru. Ternyata desa ini juga dikenal sebagai kawasan Kampung Inggris, yang maksudnya adalah di desa ini banyak anak-anak muda dari luar (bahkan banyak juga yang datang dari kota yang lumayan jauh, seperti Jakarta) datang ke desa wisata jatijajar dengan niatan belajar memperlancar pengetahuan bahasa inggris. Wow, sungguh hebat memang anak-anak muda Desa Wisata Jatijajar ini.
Setelah kenyang dengan suguhan khas daerah, kamipun diajak untuk berkumpul di tempat karang taruna desa. Disana telah berkumpul beberapa pemuda dalam ruangan joglo yang cukup besar. Dengan hembusan angin sepoi dari arah persawahan yang hijau, dan iringan suara binatang malam yang baru beranjak untuk makan. Mantap lah hawa-hawa pedesaan yang jarang banget gue rasain di Jakarta.
Malam itu tak terlihat kantuk pada mata kami, suguhan teh dan kopi betebaran seraya mengiringi obrolan panjang tentang ide-ide liar demi untuk kemajuan Desa Wisata Jatijajar. Banyak tercetus dari anak-anak muda ini ide-ide keren untuk memajukan pariwisata dan juga perekonomian desa mereka. Salah satunya adalah festival budaya yang rencananya akan diselenggarakan tiap tahun. Dan ternyata juga banyak kebudayaan asli mereka yang belum ter-exposed oleh khalayak umum. Salah satunya adalah kerajinan pandai besi khas Desa Jatijajar. Esoknya, setelah kami merasa cukup beristirahat di homestay, kami berinisiatif untuk berkeliling desa sejenak sambil menikmati udara sejuk khas persawahan yang masih asri.
Dan kami makin mengagumi dan sangat salut dengan kegigihan pemuda daerah ini. Kreatifitas mereka sungguh tanpa batas, selain bertani di sawah yang memang sudah turun temurun menjadi pekerjaan utama para orang tua daerah tersebut, mereka sebagai anak muda pun turut aktif dalam berkreasi membangun kebun untuk tanaman menggunakan metode yang lagi happening banget saat ini, yaitu metode hydroponic.
Tak hanya berhenti di situ, mereka juga kreatif banget dalam pembuatan wahana outbound yang di balut dalam satu paket dengan kelulusan peserta dari Kampung Inggris. Jadi nantinya, para peserta atau pelajar dari Kampung Inggris pada hari terakhir mereka akan disuguhi wahana outbound yang sangat menarik. Pokoknya keren deh anak muda disini.
Salut Bro…